How to Start Your Novel - Laura J. College (repost from kners.com)

Rabu, 22 Desember 2010

How to Start Your Novel
Laura J. College

Banyak para penulis pemula (dan bahkan yang sudah ahli) berkutat dengan cara membuka novel mereka. Dialog? Aksi? Prosa berlirik? Bagaimana cara Anda memulai novel Anda akan menentukan berapa banyak orang akan membelinya dari toko buku. Membuat pembaca Anda tertarik seharusnya menjadi prioritas utama, tapi bagaimana Anda tahu bahwa Anda melakukannya dengan baik?



Bagaimana Cara Memulai Novel Anda dengan Dialog

Saya jarang memulai novel saya dengan dialog, seringkali karena saya tidak pernah memikirkan sesuatu yang penting untuk dikatakan. Namun, terkadang dialog adalah cara terbaik untuk memulai sebuah novel. Jjka karakter Anda ada di tengah-tengah pertempuran atau terdapat sesuatu yang Anda ingin keluarkan di permulaan, dialog dapat menarik pembaca Anda tepat ke adegan pembukaan dalam novel.

Meskipun begitu, Anda masih tetap harus berhati-hati. Jangan bersikeras untuk membuka novel dengan dialog seperti, "Bagaimana perasaan Anda hari ini?" Jika Anda berencana membuka novel dengan dialog, hal itu haruslah cukup cerdas, penting, dan menarik.


Nasihat saya yang paling utama jika Anda ingin membuka novel dengan dialog adalah hanya menggunakan sebuah kalimat percakapan (one line of speech) sebelum menyelipkan penjelasan. Bahkan jika para karakter tengah berada di tengah percakapan, jangan membuat bingung pembaca Anda dengan salah memberi detail.


Bagaimana Memulai Novel dengan Aksi

Tentu saja, aksi adalah cara paling populer untuk memulai novel. Ia menyenangkan, menarik, dan menggiring pembaca Anda menuju cerita sebelum mereka tahu apa yang akan mereka temui.

Hal ini khususnya benar untuk cerita misteri dan suspense. Dalam genre ini, pembaca berharap untuk ditarik menuju hal yang utamanya (get-go), dan mereka ingin dikejutkan sejak paragraf pertama.


Bagaimana Memulai Novel dengan Prosa


Dalam hal ini, prosa benar-benar merujuk pada deskripsi. Beberapa novel yang amat berpengaruh sepanjang masa diawali dengan deskripsi yang mendayu-dayu dan liris:

"It was the best of times, it was the worst of times..."
- Charles Dickens, A Tale of Two Cities

"A squat grey building of only thirty-four stories..."
- Aldous Huxley, Brave New World

Deskripsi merupakan cara favorit saya untuk memulai sebuah novel karena itu memudahkan pembaca masuk ke dalam alur cerita. Tidak ada pengharapan, tak ada asumsi; pembaca Anda akan terhanyut dalam dunia fiksi yang Anda ciptakan dengan cara Anda sendiri; bukan cara orang lain.

Satu-satunya masalah dari metode ini adalah Anda harus menemukan cara yang unik sebagai adegan pembuka. Saya menyarankan untuk mempertimbangkan karakter dan latar; di mana karakter akan mengambil bagian dari latar untuk ia komentari. Hal ini akan membawa pembaca Anda dari hal yang spesifik menuju adegan yang lebih kompleks--pembuka Anda. Sebagai contoh, buku yang menghantui saya beberapa tahun silam dimulai dengan cara seperti ini:

"In a room filled with beautiful antique furniture and ancient artifacts from Egypt and Rome, the digital clock radio stuck out like a sore thumb. It's flashing green digits called attention to the clock as if to say, I may be new, but I'm still important. It struck me as odd that someone as refined and as old-world as Cunningham Thompson III would rely on such a technological timepiece."

Dengan menarik perhatian pembaca Anda menuju sesuatu yang tidak biasa, mereka akan dua kali lebih tertarik saat Anda mulai masuk ke dalam plot.

Disadur dan diterjemahkan dari: College, L.J. (29 September 2006). "Creative Writing: How to Start Your Novel". EZine Articles. Diambil melalui http://ezinearticles.com/?Creative-W...ovel&id=314120

0 komentar:

Posting Komentar